Sabtu, 24 Desember 2016

Hotel Bromo Indah

Hai semua..
Family trip kita kali ini adalah Jogja, namun sebelum ke jogja, kita semua ke Cilacap, dimana Cilacap adalah tempat besarnya suami dan sebagian keluarga besar suami ada disana.

Ini pertama kalinya aku, dan cattleya ke kota kecil ini.. mungkin sebagian orang hanya tau cilacap itu adalah kota kecil dan nusa kambangan, termasuk aku yang berfikir demikian 😅.. dan taraa ternyata diluar dugaan.. kota ini amat bersih, tanpa macet.. juara kalau menurutku.. dibandingkan dengan tempat aku tinggal yang kotor dan kemacetan dimana-mana 😂..

Bisa dibilang, untuk menginap hanya tinggal memilih tempat. Tapi.. untuk menginap di rumah eyang atau saudara memang bukan pilihan kita, karena tidak ingin merepotkan jadilah kita cari penginapan terdekat.

Menurutku  ini penginapan rekomendasi di Cilacap 😊, namanya hotel bromo indah berlokasi di jalan bromo no.11a cilacap jawa tengah - 0282 533194.

Dengan harga Rp. 175.000 fasilitas yang kita peroleh sudah termasuk handuk, sabun, shampo, air mineral, sarapan pagi, AC, air panas, bathup, 2 singgle bed, dan tivi layar datar. Murah meriah hore kan..
Dengan pelayanan yang ramah, amat bersih, dan available untuk bayi ini cukup membuat aku tercengang, ada yah tempat seperti ini.. 😲😲

Memang sih dengan harga ini jangan berharap lebih seperti hotel bintang 5.. mana mungkin ya kan..😂😂

Tapi hotel ini cukup memberikan kenyaman, tempat yang pas untuk melepas lelah..hanya saja rasa rasapannya yang standar.. tak apalah.. masih tetap rekomendasi menurutku..😆

Selasa, 24 Desember 2013

tertarik.. pengen coba...

Selasa, 12 November 2013

Gelatica Artistica ( Artistik Jelly Puding )

Jelly puding ini terbuat dari agar-agar berwarna bening jernih/transparan pada permukaan luarnya, dengan sentuhan dekorasi bunga di bagian dalam berdimensi 3D yang terbuat dari susu dan krim yang sudah dikombinasikan dengan pewarna makanan.  
Berasal dari Negara Mexico dengan menggunakan metode injeksi (suntik), 
baik menggunakan jarum suntik yang bisa diperoleh apotik maupun alat injeksi lain yang sudah dibentuk menyerupai kelopak, yg memang sudah diproduksi berdasarkan kebutuhan dalam pembuatan Gelatica Artistica ini. Bahkan penggunaan pisau dapur yang memiliki mata pisau yang bergerigi pun bisa menjadi alat bantu terbaik untuk membentuk kelopak daun. 
Alat mendekorasi yang sangat simple dan mudah didapat saat ini adalah penggunaan jarum suntik, karena selain mudah dibentuk untuk segala jenis dimensi apapun, juga mudah untuk digerakkan untuk setiap bentuk lengkungan yang hendak dibuat karena bisa dengan mudah menentukan ukuran yang diinginkan. 
Pada umumnya dekorasi ini lebih banyak menggunakan bentuk dimensi bunga, 
tapi tidak terbatas untuk bentuk dimensi apapun selama kita dapat mengoperasikan alat dekorasi dengan baik. 


Bahan untuk membuat Jelly Transparan (lapisan terluar), untuk 10 pcs :  
1 gelas air minum + 1 gelas air minum ( 2 gelas terpisah )
3 sdm bubuk gelatin Halal
2 gelas air panas
2 gelas gula pasir (rekomen:Granulated Sugar) 

1 sdt citric acid (lebih dikenal dengan sebutan Citrun), byk ditemukan di supermarket
1-1,5 sdm perisa pasta (tergantung selera)


Cara membuat Jelly Transparan : 
1. Taburkan bubuk gelatin dengan 1 gelas air minum 
(selalu ditaburkan untuk mencegah penggumpalan) 
2. Aduk rata 
3. Sisihkan dan biarkan minimal 5 menit 
4. Panaskan 2 gelas air, campur dengan 2 gelas gula pasir 
5. Tambahkan Citric Acid / Citrun (citrun hanya berfungsi sebagai pelengkap, 
tapi sangat dianjurkan untuk menambah kesegaran Jelly) 
6. Tambahkan Perisa Pasta 
7. Aduk hingga tercampur dengan rata.
8. Ambil kembali campuran Gelatin yang sudah mengeras, dan masukkan ke dalam microwave selama 2 menit, JANGAN SAMPAI MENDIDIH! hanya cukup dipanaskan hingga mencair saja, karena campuran yang sudah mendidih tidak akan menjadi kenyal, 
dan pastikan menggunakan wadah yang aman untuk microwave.
9. Sesudah campuran gelatin mencair, tambahkan ke dalam campuran air gula, 
pastikan Anda berhati-hati saat menuang, agar tidak terpercik. 
10. Aduk rata, dan tambahkan 1 gelas air matang yang tersisa untuk mempercepat proses pendinginan. 
11. Pada tahap ini masih akan terlihat sedikit buih, tp akan hilang dengan sendirinya saat sudah dingin. 
12. Campuran gelatin transparan yang sudah dingin bisa dibagi-bagi kedalam cetakan mangkok bening, dan masukkan ke dalam kulkas untuk mempercepat pembekuan. 
Tips : gunakan wadah mangkok yang berwarna bening polos agar mempermudah dalam menghias Jelly. 

Bahan untuk membuat dekorasi bunga :   
1 gelas krim cair siap pakai (tawar) 
1 sdm bubuk gelatin Halal 
1/4 gelas air minum 
Pewarna makanan cair ( 3-5 warna, sesuai kebutuhan )  
2 sdm gula pasir dan perisa pasta (optional, sesuai selera)
Jarum suntik 50 ml ( 3-5 tabung, sesuai kebutuhan ) 

Cara membuat : 
1. Campurkan gelatin dengan air
2. Panaskan selama 30 detik - 1 menit (jangan sampai mendidih) dalam microwave
3. Masukkan gelatin yang sudah dipanaskan ke dalam krim cair 
4. Bagi campuran krim ke dalam wadah-wadah yang sudah disiapkan 
5. Teteskan dengan pewarna 
(tambahkan pewarna per tetes, hingga diperoleh warna yang diinginkan) 
6. Ambil jarum suntik, isi tiap tabung dengan cairan krim yang sudah diberi warna. 
7. Siap digunakan
sumber : http://fave-recipious.blogspot.com/2013/11/gelatica-artistica-artistik-jelly-puding.html

Minggu, 13 Januari 2013

the things that I would've achieved

I trust and believe, one day I will be a successful entrepreneur in the fields of agriculture and fisheries.
I trust and believe, I was able to continue their education to a higher level
I trust and believe, I can provide the best and useful for the people around me

Rabu, 27 Juni 2012

SISTEM KEMITRAAN PADA USAHA KENTANG DI PANGALENGAN


Sistem Kemitraan Vertikal Pada Usaha Kentang Varietas Atlantik Dengan PT Indofood Fritolay Makmur (IFM)

Berdasarkan tujuan akhir, pemasaran kentang di Pangalengan secara umum dapat dikelompokkan menjadi tiga jalur utama, yaitu pasar tradisional, pasar modern, dan industri pengolahan.
Pemasaran ke pasar tradisional, baik pasar lokal maupun pasar induk di Bandung dan Jakarta mengikuti jalur dari petani > pedagang pengumpul > pedagang besar > pedagang pasar tradisional/induk. Untuk pemasaran ke pasar modern, kentang dipasok ke pasar swalayan di Bandung atau luar Bandung. Pada segmen pasar ini, yang paling berperan adalah pemasok skala besar karena pasar swalayan biasanya tidak hanya meminta satu komoditas (kentang saja), tetapi juga sayuran lain. Pada pemasaran ke industri pengolahan, seperti Indofood, pemasaran dilakukan melalui pola kemitraan dengan jenis dan kualitas produk yang sudah ditentukan.
Jalur pemasaran juga dipengaruhi oleh jenis kentang. Kentang Granola biasanya dipasarkan ke pasar tradisional dan pasar modern, sedangkan kentang Atlantik untuk industri pengolahan. Produksi kentang Atlantik saat ini masih terbatas karena: (1) benih masih diimpor, (2) teknologi pengolahan kentang belum dikuasai oleh masyarakat, dan (3) pasarnya hanya untuk industri tertentu. Rendahnya produksi kentang Atlantik menjadi sinyal bahwa mengusahakan kentang jenis ini lebih menguntungkan dibandingkan dengan Granola.
Dalam memasarkan kentang Atlantik, petani di Pangalengan melalui gabungan kelompok tani (gapoktan) Anugrah, membangun kemitraan dengan PT Indofood Fritolay Makmur (IFM). Kemitraan yang dibangun sejak tahun 2006 itu masih berlanjut hingga kini.

Kinerja Kemitraan
Gapoktan Anugrah merupakan gabungan dari 10 kelompok tani di Pangalengan dan sekitarnya dengan jumlah anggota 400-an petani kentang Atlantik. Keanggotaan gapoktan tidak dibatasi oleh batas administratif desa, tetapi mencakup desa lain yang petaninya menanam kentang Atlantik sebagai mitra PT IFM. Untuk kelompok tani lain yang ikut dalam kemitraan dengan PT IFM, pemasarannya juga melalui gapoktan Anugrah.
Permasalahan yang dihadapi oleh gapoktan bukan produktivitas maupun tingkat harga yang rendah, tetapi justru kebalikannya. Produktivitas kentang Atlantik rata-rata 15 t/ha, atau berkisar antara 12-30 t/ha. Dengan produktivitas yang tinggi dan harga yang terjamin, banyak petani yang ingin menanam kentang Atlantik. Namun, keinginan tersebut sulit dipenuhi karena ketersediaan benih dari PT IFM terbatas. Pengiriman benih dari PT IFM juga sering terlambat akibat prosedur di Karantina Tumbuhan sehingga benih tidak bisa didistribusikan segera ke petani, padahal penanaman kentang harus dilakukan sesuai musim. Jika musim tanam sudah terlewat, hasil akan menurun bahkan gagal panen.
Petani kentang Atlantik umumnya terbuka terhadap teknologi dan di antara mereka saling berbagi pengalaman (keberhasilan). Informasi disampaikan secara transparan. Ini berbeda dengan petani kentang Granola yang masih sering menyimpan rahasia keberhasilan budi daya kentang. Saat akan mulai menanam kentang Atlantik, anggota gapoktan menyerahkan Kartu Tanda Penduduk untuk mendapatkan benih dari PT IFM. Dalam setahun, kentang ditanam dua kali diselingi kol atau kacang panjang.
Usaha tani kentang Atlantik dinilai lebih memiliki kemudahan dibandingkan dengan Granola. Benih disediakan oleh perusahaan (PT IFM) dan akan dibayar setelah panen, sedangkan untuk modal (nonbenih) bisa mengajukan pinjaman ke Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) “Amanah Raba Niah” di Banjaran, Kabupaten Bandung.
Pengiriman hasil panen dari Pangalengan ke pabrik PT IFM di Tangerang rata-rata 12 truk setiap hari, masing-masing 8 ton. Jumlah tersebut lebih rendah dibandingkan dengan kapasitas pabrik sebesar 120 ton/hari. Umur panen optimal kentang Atlantik adalah 3 bulan, namun dapat pula dipanen saat berumur 2 bulan tetapi hasilnya lebih rendah. Harga benih kentang Atlantik termasuk tinggi (Rp9.000/kg). Petani biasanya  menyiasatinya dengan sistem “kodok”, yaitu setelah kentang tumbuh, umbi bibit diambil lalu ditanam lagi dan cara ini bisa sampai tiga ulangan.
Untuk memperlancar kemitraan yang melibatkan ratusan petani, PT IFM dan gapoktan menunjuk ketua kelompok tani sebagai koordinator. Pembentukan kelompok diharapkan dari inisiatif petani, dan PT IFM sebagai mitra memang menghendaki petani bergabung dalam kelompok jika ingin melakukan kemitraan. Harga kentang prangko pabrik adalah Rp3.800/kg dan diterimakan ke petani Rp3.400/kg. Sisanya Rp350/kg untuk operasional (trans portasi, penyortiran, pengemasan) dan Rp50 untuk gapoktan. Biaya transportasi ke pabrik di Tangerang sebesar Rp200/kg. Selama trans-portasi, kentang mengalami penyusutan 2%. Kentang yang busuk, hijau, terbelah cangkul atau boleng tidak diterima oleh pabrik.
Pola kemitraan ini terdapat pada pengusahaan komoditas kentang. Dalam mekanisme kemitraan tersebut, pengikat kemitraan antara PT. IFM dengan kelompok tani adalah berupa kesepakatan/komitmen yang terbangun antara kedua belah pihak. Kesepakatan tersebut tidak dalam bentuk MoU tertulis, namun lebih bersifat verbal dan harus saling mentaati. Pihak PT. IFM mengharapkan agar para petani yang terwadahi dalam kelompok tani melakukan budidaya kentang Atlantik secara baik dengan sumber benih dari PT. IFM (melalui PT. MAL) dan selanjutnya PT. IFM akan menampung seluruh hasilnya dari para petani dengan harga kontrak yang disepakati kedua belah pihak.
 Beberapa kewajiban PT. Indofood Fritolay makmur adalah :
1.    menyediakan bibit dengan varietas atlantik dengan kualitas terjamin (berasal dari Scotlandia, Western Australia), dengan harga Rp. 9000,-/kg;
2.    menyediakan sarana produksi lain bagi yang memerlukan yang bersifat tidak mengikat;
3.    melakukan pembinaan teknis budidaya dengan pendampingan seorang Agro Supervisor;
4.    Menampung hasil dari petani dengan harga dan spesifikasi produk yang telah disepakati. 
Sementara itu, petani atau kelompok tani berkewajiban :
1.    membeli bibit varietas Atlantik yang disediakan oleh Perusahaan Mitra;
2.    melakukan budidaya kentang atlantik sesuai anjuran;
3.    menjual hasil kepada Perusahaan Mitra,
4.    membayar kredit bibit dengan sistem bayar setelah panen dengan cara dipotong pada saat penyerahan barang.  
 Hak Perusahaan Mitra adalah mendapatkan jaminan produksi atau bahan baku baik dari segi jumlah, kualitas, dan kontinuitas berdasarkan kesepakatan, di mana harga ditetapkan sebelum menanam yaitu sebesar Rp. 3.800,-/kg franko pabrik atau Rp. 3.450-3.500 di tingkat vendor.
Sementara itu, Petani Mitra memiliki hak atas jaminan harga dan pasar sesuai kesepakatan kedua belah pihak. Pola interaksi dilakukan secara tatap muka terutama pada saat sosialisasi dan melakukan kesepakatan-kesepakatan. Melalui mediasi agro supervisor yang ada disetiap lokasi. Serta melalui media telepon atau hand pond. Sedangkan transaksi dapat dilakukan melalui transfer bank maupun melalui mediasi agro-supervisor.
Pola yang dikembangkan oleh PT. Indofoof Fritoley Makmur adalah dapat diilustrasikan pada Gambar 2. berikut :
POLA KEMITRAAN (vertikal) GAPOKTAN ANUGRAH DENGAN PT. IFM

Hak dan Kewajiban Pelaku Kemitraan
PT IFM berkewajiban menyediakan benih kentang dan akan dibayar petani saat panen. Harga benih Atlantik adalah Rp9.000/kg. PT IFM juga berkewajiban untuk membeli kentang petani dengan harga Rp3.800/kg prangko pabrik, sementara harga di tingkat petani Rp3.400/kg. Harga kentang Atlantik lebih tinggi dibandingkan dengan Granola yang hanya Rp3.200/kg.
Dalam kemitraan, dilakukan pemantauan secara ketat dan memberikan sanksi kepada petani yang menjual kentang ke luar PT IFM. Hal ini biasanya terjadi jika harga kentang Granola lebih tinggi dibandingkan dengan Atlantik. PT IFM dan gapoktan akan selalu memantau harga kentang Granola dan kemungkinan penjualan kentang Atlantik ke pasaran umum.
Kemitraan berjalan dengan azas saling percaya. Petani secara individu sebenarnya menginginkan adanya kontrak resmi, karena selain lebih pasti secara hukum, dokumen kontrak dapat digunakan untuk meminjam modal ke bank. Walaupun demikian, melalui kemitraan (tanpa kontrak), petani telah mendapat kemudahan dalam pemasaran dan modal.
PT IFM membayar hasil panen kentang petani melalui Bank Bukopin. Biasanya gapoktan bisa mencairkan dana 12 hari setelah pengiriman. Pembayaran dari gapoktan ke petani melalui  beberapa cara, yaitu: (1) dibayarkan 12 hari setelah panen, (2) dibayar tunai saat ditimbang, dan (3) dibayarkan sebelum panen (pinjam uang, misalnya 1 bulan sebelum panen). Jika petani menginginkan pembayaran tunai saat kentang ditimbang maka harga jualnya lebih rendah Rp70/kg dibandingkan dengan harganormal (Rp3.400/kg). Jika 1 bulan sebelumnya petani sudah mengambil uang ke gapoktan maka harga kentang berkurang Rp120/kg. Untuk membantu pembayaran ke petani (pola 2 dan 3), ada lembaga keuangan yang bersedia memberikan pinjaman.


DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2009). Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol. 31. Dipetik Juni 8, 2012, dari pustaka.litbang.deptan.go.id/publikasi/wr313098.pdf.\
Sayaka, B, dkk. (2008). Pengembangan Kelembagaan Patnership Dalam Pemasaran Komoditas Peertanian. Dipetik Juni 08, 2012, dari pse.litbang.deptan.go.id/ind/pdffiles/LHP_2008_SYK.pdf

Senin, 04 Januari 2010

Aklimatisasi Planlet Anggrek


AKLIMATISASI PLANLET ANGGREK

Disusun oleh : Dian Juliatri
Nim : J3G208087

PENDAHULUAN


1.       Latar Belakang

Suatu tahapan yang sangat penting dalam teknik kultur jaringan adalah aklimatisasi planlet yang ditanam secara in vitro kedalam rumah kaca atau langsung ke lapang[1]. Aklimatisasi merupakan kegiatan akhir teknik kultur jaringan. Aklimatisasi adalah proses pemindahan planlet dari lingkungan yang terkontrol (aseptik dan heterotrof) ke kondisi lingkungan tak terkendali, baik suhu, cahaya, dan kelembaban, serta tanaman harus dapat hidup dalam kondisi autotrof, sehingga jika tanaman (planlet) tidak diaklimatisasi terlebih dahulu tanaman (planlet) tersebut tidak akan dapat bertahan dikondisi lapang. Aklimatisasi dilakukan untuk mengadaptasikan tanaman hasil kultur jaringan terhadap lingkungan baru sebelum ditanam dan dijadikan tanaman induk untuk produksi dan untuk mengetahui kemampuan adaptasi tanaman dalam lingkungan tumbuh yang kurang aseptik. Wetherell (1982) menuliskan aklimatisasi bertujuan untuk mengadaptasikan tanaman hasil kultur terhadap lingkungan baru sebelum kemudian ditanam di lahan yang sesungguhnya. Torres (1989) menuliskan aklimatisasi adalah suatu proses dimana suatu tanaman beradaptasi dengan perubahan lingkungan.

Pada tahap ini (aklimatisasi) diperlukan ketelitian karena tahap ini merupakan tahap kritis dan seringkali menyebabkan kematian planlet. Kondisi mikro planlet ketika dalam botol kultur adalah dengan kelembaban 90-100 %. Beberapa sumber menuliskan penjelasan yang berkaitan dengan hal tersebut. Bibit yang ditumbuhkan secara in vitro mempunyai kutikula yang tipis dan jaringan pembuluh yang belum sempurna[2]. Kutikula yang tipis menyebabkan tanaman lebih cepat kehilangan air dibanding dengan tanaman yang normal dan ini menyebabkan tanaman tersebut sangat lemah daya bertahannya[3]. Walaupun potensialnya lebih tinggi, tanaman akan tetap menjadi layu karena kehilangan air yang tidak terbatas[4]. Kondisi tersebut menyebabkan tanaman tidak dapat langsung ditanam dirumah kaca[5].

Mengacu pada penjelasan tersebut di atas maka planlet terlebih dahulu harus ditanam didalam lingkungan yang memadai untuk pertumbuhannya kemudian secara perlahan “dilatih” untuk terus dapat beradaptasi dengan lingkungan sebenarnya di lapang. Lingkungan yang tersebut secara umum dapat diperoleh dengan cara memindahkan planlet kedalam plastik atau boks kecil yang terang dengan terus menurunkan kelembaban udaranya. Planlet-planlet tersebut kemudian diaklimatisasi secara bertahap mengurangi kelembaban relatif lingkungannya, yaitu dengan cara membuka penutup wadah plastik atau boks secara bertahap pula[6].

Selain itu, tanaman juga memerlukan akar untuk menyerap hara agar dapat tumbuh dengan baik sehingga dalam tahap aklimatisasi ini diperlukan suatu media yang dapat mempermudah pertumbuhan akar dan dapat menyediakan hara yang cukup bagi tanaman (planlet) yang diaklimatisasi tersebut. Menurut sutiyoso (1986) media yang remah akan memudahkan pertumbuhan akar dan melancarkan aliran air, mudah mengikat air dan hara, tidak mengandung toksin atau racun, kandungan unsur haranya tinggi, tahan lapuk dalam waktu yang cukup lama. Media aklimatisasi bibit kultur jaringan anggrek di Indonesia saat ini adalah media arang sekam atau media campuran arang sekam dan pupuk kandang[7]. Arang sekam merupakan salah satu media hidroponik yang baik karena memiliki beberapa keunggulan sebagai berikut; mampu menahan air dalam waktu yang relatif lama, termasuk media organik sehingga ramah lingkungan, lebih steril dari bakteri dan jamur karena telah dibakar terlebih dahulu, dan hemat karena bisa digunakan hingga beberapa kali.

2.       Tujuan

Tujuan dari percobaan ini adalah:
1. Memberikan pengalaman kepada praktikan tentang tata cara aklimatisasi planlet hasil kultur jaringan.
2.   Mengadaptasikan tanaman hasil kultur jaringan terhadap lingkungan baru sebelum ditanam di lapang dan untuk mengetahui kemampuan adaptasi tanaman dalam lingkungan tumbuh yang kurang aseptik.

TINJAUAN PUSTAKA

                Bibit anggrek yang dikembangkan menggunakan metode kultur jaringan telah banyak diproduksi dan dipasarkan dalam kemasan botol. Pemeliharaan bibit ini menjadi tanaman dewasa masih menemukan banyak permasalahan terutama pada fase aklimatisasi, yaitu pemindahan bibit dari lingkungan aseptik dalam botol ke lingkungan non aseptik.  Disamping kemungkinan tanaman sangat sensitif terhadap serangan hama dan penyakit, tanaman ini masih memiliki aktifitas autotrofik yang masih rendah, sulit mensintesa senyawa organik dari unsur hara anorganik. Tulisan ini menguraikan beberapa masalah fisiologis yang perlu mendapat perhatian dalam usaha meningkatkan baik aktivitas autotrofik maupun viabilitas bibit anggrek botol.

       a.            Morfologi Tanaman

Keluarga besar anggrek (Orchidaceae) terdiri atas sekitar 800 genus (marga). Berdasarkan tipe pertumbuhannya, keluarga anggrek bisa dibagi dalam dua kelompok, yakni anggrek monopodial dan sympodial. Anggrek monopodial, meliputi genus Aerides, Arachnis, Phaleonopsis, Renanthera, Vanda, dan lain- lain. Kelompok anggrek sympodial mencakup genus Cattleya, Coelogyne, Dendrobium, Grammatophyllum, Oncidium, dan lain- lain. Sementara famili anggrek memiliki anggota lebih dari 25.000 spesies (anggrek alam). Jumlah itu akan teerus bertambah dengann ditemukannya jenis- jenis baru. Belum lagi ada sekitar 100.000 anggrek hibrida (hasil silangan) dan kultivar, yang akan terus bertambah jumlahnya seiring munculnya hibrida baru.
                Klasifikasi ilmiah :
Kingdom : Plantae
Divisi      : Magnoliophyta
Kelas      : Liliopsida
Ordo       : Asparagales
Famili     : Orchidaceae
Genus     : lebih dari 800 genus
Spesies : sekitar 25.000 spesies     

       b.            Syarat Tumbuh anggrek

Daerah penyebaran tanaman anggrek meliputi kawasan tropis hingga kutub, pada ketinggian nol meter diatas permukaan laut (dpl) hingga lebih dari 4.000 m dpl (daerah pegunungan). Varietas paling banyak hidup di daerah panas (tropis). Mayoritas anggrek tumbuh di kawasan tropis, dan sebagian besar lagi di subtropis.
Pada umumnya tanaman anggrek bisa tumbuh di tanah (humus hutan, sampah, tanah rawa, pasir). Sebagian lagi tumbuh menempel di pepohonan, batu, cadas, dan akar tumbuhan lain. Untuk intensitas dan lama penyinaran matahari, ada anggrek yang menghendaki sinar kuat (100% ), setengah teduh (50% sampai dibawah 100%), atau teduh (dibawah 50%). Anggrek membutuhkan udara lembab, kelembaban relatif (RH) dinyatakan dalam ukuran (%). Kelembaban relatif yang diinginkan anggrek, berkisar antara 60-80%, tergantung jenisnya.

BAHAN DAN METODE

Praktikum ini dilaksanakan di green house kampus Cilibende, pada tanggal 14 September 2009 (0 MST). Setelah itu pada minggu-minggu berikutnya sampai tanggal 12 Oktober 2009 (4 MST) dilakukan pengamatan terhadap hidup dan matinya pada tanaman anggrek, sebanyak 12 ulangan dengan jumlah planlet awal untuk setiap ulangan yaitu 1 planlet.
Alat dan bahan
Alat :
1.       Pinset, Tray, Kapas,  Hand sprayer
Bahan :
  1. 1.       Air
  2. 2.       Pupuk daun (hyponex)
  3. 3.       6 plantet tanaman anggrek hasil kultur jaringan

Prosedur kerja kerja Aklimatisasi tanaman anggrek
  1. 1.       Keluarkan planlet dari botol dengan menggunakan pinset, jangan sampai tanaman terluka atau akarnya terpotong.
  2. 2.       Cuci bersih dengan air, cuci dengan perlahan dan hati- hati. Bilas berulang kali dan pastikan tidak tidak ada sisa media agar yang menempel di akar.
  3. 3.       Basahi kapas dengan air lalu masukkan kedalam tray. Letakkan tanaman anggrek di atas kapas basah dengan hati- hati, tutupi akar anggrek dengan kapas basah.
  4. 4.       Letakkan tray di green house dan kondisikan agar media selalu dalam keadaan basah dan lembab. Semprot tanaman anggrek dengan pupuk daun (hyponex) setiap 2 hari sekali.

Keterangan :
Komposisi pada hyponex :
a.       Total (N)                                   10%
2.4 %  Nitrate Nitrogen          
6.6 % Ammoniacal Nitrogen
1.0 % other water soluble Nitrogen
0,0 % water insoluble Nitrogen
b.       Available phosphoric Acid                        40 %
0.0    %  Insoluble Phosphoric Acid
c.        Soluble Potash                 15 %



HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil :
Data pengamatan plantet hasil aklimatisasi kelas B :

ulangan
19 Oktober 2009
16 November 2009

Jml tanaman
Hidup
mati
Jml. Tanaman
hidup
Mati
1
6
-
6
6
-
6
2
12
4
8
12
-
12
3
6
-
6
6
-
6
4
6
1
5
6
-
6
5
18
-
18
18
-
18
6
19
1
18
19
-
19
7
19
1
18
19
-
19
8
21
3
18
21
-
21

Keterangan : pada tabel dapat di lihat bahwa pada tanggal 16 November 2009 semua tanaman anggrek hasil kultur jaringan dari setiap ulangan sudah tidak ada lagi pertumbuhan (mati), hanya beberapa kelompok yang pada tanggal 19 Oktober 2009, tanaman anggrek hasil aklimatisasinya bisa bertahan.


PEMBAHASAN

Penyesuaian terhadap iklim pada lingkungan baru yang dikenal dengan aklimatisasi merupakan masalah penting apabila membudidayakan tanaman menggunakan bibit yang diperbanyak dengan teknik kultur jaringan.  Masalah ini dapat terjadi karena beberapa faktor :
1.       Pada habitatnya yang alami, anggrek epifit biasanya tumbuh pada pohon atau ranting. Oleh karena itu, pemindahan tanaman dari botol ke media dalam pot sebenarnya telah menempatkan tanaman pada lingkungan yang tidak sesuai dengan habitatnya.
2.       Tumbuhan yang dikembangkan menggunakan teknik kultur jaringan memiliki kondisi lingkungan yang aseptik dan senyawa organik yang digunakan tanaman sebagian besar didapat secara eksogenous.  Oleh karena itu, apabila dipindahkan kedalam pot, maka tanaman dipaksa untuk dapat membuat sendiri bahan organik secara endogenous.
Perbedaan faktor lingkungan antara habitat asli dan habitat pot atau antara habitat kultur jaringan dengan habitat pot memerlukan penyesuaian agar faktor lingkungan tidak melewati batas kritis bagi tanaman.  Faktor lingkungan yang diperlukan oleh anggrek Phalaenopsis menurut Deptan[8] adalah:
1.       Temperatur 28 ± 2o C dengan temperatur minimum 15oC.
2.       Kelembaban nisbi (RH) berkisar antara 60-85%.
3.       Intensitas penyinaran adalah 30%.  Disamping ketiga faktor tersebut, faktor lingkungan lain yang juga cukup penting terutama bagi tanaman yang baru dipindahkan dari botol adalah sirkulasi udara yang baik[9].
Tumbuhan adalah organisme autotrofik, mensintesa sendiri senyawa organik yang diperlukan untuk tumbuh dari senyawa anorganik.  Untuk dapat melakukan kehidupan autotrofik ini, tumbuhan dilengkapi dengan sistem penyerapan unsur hara dan sistem biosintesis yang bertugas untuk mengubah senyawa anorganik yang diserap menjadi senyawa organik. Pada tumbuhan tinggi, sistem penyerapan unsur hara biasanya berupa suatu organ yang dikenal sebagai akar dan sistem pemanenan energy sinar matahari untuk mensintesa senyawa organik karbohidrat dikenal dengan daun.  Pada beberapa spesies, sistem ini mengalami adaptasi struktur yang disesuaikan dengan lingkungan hidupnya.

KESIMPULAN

Kesimpulan

kurangnya perawatan pada tanaman anggrek hasil kultur jaringan, menyebabkan pertumbuhan tanaman tidak efektif, kurang nutrisi, dan air. Namun lingkungan yang ekstrim pada greenhouse juga menjadi salah satu penyebabnya.

 

DAFTAR PUSTAKA

Gunardi, Tom. Anggrek untuk pemula. Penerbit Angkasa, Bandung, 1985.


[1] Pospisilova et al, 1996
[2] Wetherell, 1982
[3] Torres, 1989
[4] Pospisilova et al, 1996
[5] Wetherelll, 1982
[6] Torres, 1989
[7] Marzuki, 1999; Sinaga, 2001
[8] http://www.deptan.go.id/ditlinhorti